Entri Populer
-
Plakat Panjang Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 07 Juli, undefined Label: imam bonjol, periode I, plakat panjang | 0 komentar Lalu...
-
Ustadz Armen Halim Naro Rahimahullah Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 07 Juli, undefined Label: periode VI, ustadz armen halim nar...
-
INILAH BUKTI KEBAIKAN PEMERINTAH SAUDI “WAHABI” UNTUK SANTRI,PESANTREN & KYAI NU INDONESIA, PALESTINA & MUSLIMIN DUNIA : Sambutan ya...
-
TUANKU HAJI MISKIN, PENABUR BENIH PEMBAHARUAN 3 Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 09 Juli, undefined Label: periode I, tuanku haji ...
-
Dua peristiwa yang menyebabkan tuanku nan renceh merubah sikapnya menajadi keras dan menebarkan "perang agama" adalah: 1. pengadu...
-
Jumat, September 30, 2011 PostHeaderIcon Banser bergabung dengan Katholik demo anti Radio Islam Jumat, September 30, 2011 | Diposkan oleh Ma...
-
Kategori Tauhid Prioritas Utama Kewajiban Memberikan Perhatian Kepada Aqidah Tidak Berarti Melalaikan Syariat Yang Lainnya Selasa, 18 Mei 20...
-
Kasus Tanah Fadak Seperti biasa, Syi’ah telah menciptakan kisah-kisah fiktif berdasarkan kekuatan imajinatif mereka yang keruh. Mereka cipt...
-
TUANKU HAJI MISKIN, PENABUR BENIH PEMBAHARUAN 1 Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 08 Juli, undefined Label: periode I, sejarah para...
-
PENGERTIAN SEJARAH Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 07 Juli, undefined Label: babad, hikayat, Pengertian sejarah, riwayat, tambo |...
Sabtu, 05 November 2011
F almanhaj.or.id - Da'wah Mengajak Kepada Aqidah Yang Shahih Membutuhkan Usaha Yang Sungguh-Sungguh Dan Berkelanjutan
Kategori Tauhid Prioritas Utama Da'wah Mengajak
Kepada Aqidah Yang
Shahih Membutuhkan
Usaha Yang Sungguh-
Sungguh Dan
Berkelanjutan Jumat, 18 Juni 2004 16:12:12 WIB DA'WAH MENGAJAK KEPADA AQIDAH YANG SHAHIH MEMBUTUHKAN
USAHA YANG SUNGGUH- SUNGGUH D DAN BERKELANJUTAN Oleh
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani Da'wah mengajak kepada tauhid dan menetapkan tauhid di dalam hati manusia mengharuskan kita tidak membiarkan melewati ayat-ayat tanpa perincian sebagai mana pada masa-masa awal. Demikian itu karena, yang pertama mereka memahami ungkapan-ungkapan
bahasa Arab dengan mudah, dan yang kedua karena ketika itu tidak ada penyimpangan dalam hal aqidah yang muncul dari ilmu filsafat dan ilmu kalam yang bertentangan dengan aqidah yang lurus. Kondisi kita pada saat ini berbeda dengan kondisi kaum muslimin pada masa-masa awal. Maka tidak boleh kita menganggap bahwa da'wah mengajak kepada aqidah yang benar pada masa ini adalah mudah seperti keadaan masa-masa awal. Dan saya ingin mendekatkan hal ini dengan satu contoh yang dalam contoh ini dua orang tidak saling berselisih, Insya Allah, yaitu : Diantara kemudahan yang dikenal ketika itu adalah bahwa para sahabat mendengar hadits dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam secara langsung, kemudian para tabi'in mendengar hadits dari para sahabat secara langsung ... demikianlah kami mendapati pada tiga generasi yang dipersaksikan memiliki kebaikan. Dan kami bertanya : Apakah ketika itu di sana terdapat suatu ilmu yang disebut dengan ilmu hadits ? Jawabannya "tidak". Dan apakah ketika itu disana terdapat ilmu yang disebut ilmu Jarh wa ta'dil ? Jawabannya "tidak". Adapun sekarang, seseorang penuntut ilmu mesti memiliki kedua ilmu ini, kedua ilmu ini termasuk fardhu kifayah. Hal itu agar seorang 'alim pada saat ini mampu mengetahui suatu hadits apakah shahih atau dhaif. Maka urusannya tidaklah dianggap mudah
sebagaimana urusan ini mudah bagi para sahabat, karena para sahabat mengambil hadits dari sahabat lainnya yang mereka itu telah dijamin dengan persaksian Allah Azza wa Jalla atas mereka ... hingga masa akhir. Maka apa-apa yang ketika itu
mudah, tidaklah mudah pada masa saat ini dari sisi kejernihan ilmu dan kepercayaan sumber pengambilan ilmu. Oleh karena itu, harus ada perhatian yang serius terhadap masalah ini sebagaimana mestinya berupa apa-apa yang sesuai dengan problem- problem yang mengitari kita sebagai kaum muslimin sekarang ini dimana problem ini tidak dimiliki oleh kaum muslimin generasi awal dari sisi kekotoran aqidah yang menyebabkan
(terjadinya) problema- problema dan menimbulkan syubhat- syubhat dari ahli-hali bid'ah yang menyimpang dari aqidah yang shahih dan manhaj yang benar dengan nama yang bermacam-macam,
diantaranya adalah seruan untuk mengikuti Al-Qur'an dan As-Sunnah
menurut pemikiran mereka, sebagaimana diakui oleh orang-orang yang menisbahkan (diri) kepada ilmu kalam. Dan ada baiknya di sini kami menyebutkan sebagian apa-apa yang terdapat dalam hadits shahih tentang hal ini, diantaranya adalah bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau menyebutkan tentang ghuraba' (orang-orang yang asing) pada sebagian hadist-hadits tersebut, beliau bersabda : "Artinya : 'Bagi satu orang di antara mereka lima puluh pahala' Mereka (para sahabat) berkata (50 pahala) dari kami atau dari mereka ya, Rasulullah ? Beliau menjawab : 'Dari kalian' ".[1] Dan ini termasuk dari hasil keterasingan yang sangat bagi Islam pada saat ini dimana keterasingan seperti itu tidak terjadi pada masa-masa generasi awal. Tidak diragukan lagi, bahwa keterasingan pada masa generasi awal adalah keterasingan antara kesyirikan yang jelas dan tauhid yang bersih dari segala noda, antara kekufuran yang nyata dari iman yang benar. Adapun sekarang ni problem yang terjadi adalah di antara kaum muslimin itu sendiri, kebanyakan dari mereka tauhidnya dipenuhi dengan noda syirik, dia memperuntukkan
ibadah-ibadah kepada selain Allah dan dia mengaku beriman. Permasalahan ini harus mendapat perhatian yang pertama. Dan yang kedua, tidak sepatutnya
sebagian orang berkata : "Sesungguhnya kita harus berpindah kepada tahap yang lain selain tahap tauhid, yaitu kepada politik !!" Karena da'wah pertama dalam Islam adalah da'wah yang hak (yaitu da'wah mengajak kepada kebenaran) maka tidak sepatutnya kita berkata : "Kami adalah orang Arab dan Al- Qur'an turun dengan bahasa kami" Padahal perlu diingat bahwa orang Arab pada saat ini berbeda dengan orang arab 'ajam yang memahami bahasa mereka sendiri. Hal ini menyebabkan jauhnya mereka dari kitab Rabb mereka dan sunnah Nabi mereka. Taruhlah bahwa kita ini orang Arab dan telah memahami Islam dengan pemahaman yang benar, tetapi tidak mengharuskan kita untuk berpolitik dan menggerakkan manusia dengan gerakan- gerakan politik serta menyibukkan mereka dengan politik, tetapi kewajiban mereka sekarang ini adalah memahami Islam dalam hal aqidah, ibadah, muamalah, dan akhlak !! Saya tidak yakin bahwa sekarang ini terdapat suatu bangsa yang terdiri dari jutaan orang telah memahami Islam dengan pemahaman Islam yang benar dalam hal aqidah, ibadah, dan akhlak, dan mereka telah terdidik atas hal tersebut. [Disalin dari buku At- Tauhid Awwalan Ya Du'atal Islam, edisi Indonesia TAUHID, Priorias Pertama dan Utama, oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, hal 36-40, terbitan Darul Haq, penerjemah Fariq Gasim Anuz]
_________
Foote Note
[1]. [Hadits Shahih : Diriwayatkan oleh Ath- Thabrani dalam Mu'jam Al-Kabir (10/225) No. 10394, dari hadits Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'anhu. Dan hadits ini memiliki syahid dari hadits 'Uqbah bin Ghazwan salah seorang sahabat Radhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan oleh Al-Bazzar sebagaimana dalam Al- Zaqaid (7.282). Dan hadits ini pun memiliki syahid yang lain dari hadits Abu Tsa'labah Al- Khusyani Radhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan oleh Abu Daud (4341). Dan dishahihkan oleh Al- Albani dalam Ash- Shahihah (494) © copyleft almanhaj.or.id seluruh artikel dan tulisan di situs almanhaj.or.id dapat disebarluaskan, dengan mencantumkan sumbernya dan tetap menjaga keilmiahan
Situs almanhaj.or.id tidak memiliki hubungan apapun dengan situs lainnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar