Entri Populer
-
Plakat Panjang Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 07 Juli, undefined Label: imam bonjol, periode I, plakat panjang | 0 komentar Lalu...
-
Ustadz Armen Halim Naro Rahimahullah Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 07 Juli, undefined Label: periode VI, ustadz armen halim nar...
-
INILAH BUKTI KEBAIKAN PEMERINTAH SAUDI “WAHABI” UNTUK SANTRI,PESANTREN & KYAI NU INDONESIA, PALESTINA & MUSLIMIN DUNIA : Sambutan ya...
-
TUANKU HAJI MISKIN, PENABUR BENIH PEMBAHARUAN 3 Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 09 Juli, undefined Label: periode I, tuanku haji ...
-
Dua peristiwa yang menyebabkan tuanku nan renceh merubah sikapnya menajadi keras dan menebarkan "perang agama" adalah: 1. pengadu...
-
Jumat, September 30, 2011 PostHeaderIcon Banser bergabung dengan Katholik demo anti Radio Islam Jumat, September 30, 2011 | Diposkan oleh Ma...
-
Kategori Tauhid Prioritas Utama Kewajiban Memberikan Perhatian Kepada Aqidah Tidak Berarti Melalaikan Syariat Yang Lainnya Selasa, 18 Mei 20...
-
Kasus Tanah Fadak Seperti biasa, Syi’ah telah menciptakan kisah-kisah fiktif berdasarkan kekuatan imajinatif mereka yang keruh. Mereka cipt...
-
TUANKU HAJI MISKIN, PENABUR BENIH PEMBAHARUAN 1 Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 08 Juli, undefined Label: periode I, sejarah para...
-
PENGERTIAN SEJARAH Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 07 Juli, undefined Label: babad, hikayat, Pengertian sejarah, riwayat, tambo |...
Kamis, 03 November 2011
11. Sejarah Salaf di Minangkabau: MEREKA MENDAKWAHKAN AJARAN SALAF
MEREKA MENDAKWAHKAN
AJARAN SALAF Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 07 Juli, undefined Label: ajaran salaf, dakwah salaf, periode III | 0 komentar Dalam catatan kakinya nomor
184 hal 11 Deliar Noer mengutip
perkataan Hamka dalam buku
Ayahku, hal 71-75 yang
mengatakan bahwa ayahnya haji
Rasul telah kenal dan berminat dalam hasil karya Ibnu Taimiyah
dan Ibnu Qaiyim dalam tahun
1908. Dan yang lebih menegaskan lagi
kalau ajaran salaf lah yang
didakwahkan oleh para
pembaharu tesebut adalah apa
yang ditulis oleh para ulama
tersebut didalam majalah yang mereka terbitkan yaitu majalah
Al-Munir. Disamping itu dalam tahap
pertama referensi kepada kitab
mazhab yang ditulis oleh Imam
Syafi’i ataupun pengikutnya
yang sering terjadi. Al-Munir
pada tahun 1912 menyebut Al- Qur’an, hadist dan ijma Al-
mujtahidin sebagai referensi (Al-
Munir, th 2 no. 181). Sedangkan
pada tahun berikutnya Referensi
ijma Al-mujtahidin ini diganti
dengan atsar dari para shahabat nabi (Al-Munir, th 3 no. 2). Para pembaharu itu, sekurang-
kurangnya di Minangkabau ,
mulai meneliti apakah fatwa yang
sudah ada sesuai dengan
sumber-sumber tadi. Dalam
hubungan inilah mereka mengemukakan kemungkinan
terdapat kesalahan pada pihak
pendiri mazhab (Al-Munir, th 3
no.22). (Deliar Noer, Gerakan Modern
Islam di Indonesia 1900-1942. Hal
110)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar