Entri Populer

Selasa, 01 November 2011

SYAIKH AHMAD KHATIB DAN TAREKAT

Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 16 Juli, undefined Label: haji abdullah ahmad, periode II, syaikh ahmad khatib, tarekat naqsyabandi | Comments 0 komentar Ahmad khatib semula dididik di dalam pikiran tarekat naqsyabandi di daerah asalnya. tetapi setelah memperdalam pengetahuan agama dan hukum islam di mekah ia sangat mengecam dan menentang praktek tarekat di negerinya. ahmad khatib sangat dipengaruhi pelajaran agama yang di perolehnya. ajaran tersebut telah mendorongnya untuk berusaha membersihkan agama islam dari berbagai praktek yang tidak pernah ada pada masa Rasul dan para shahabat serta dari berbagai unsur baru yang timbul karena perkembangan tarekat. menurutnya ke dalam tarekat naqsyabandi telah masuk bid'ah yang tidak terdapat pada masa Rasul dan para sahabat dan tidak pernah diamalkan oleh imam mahzab yang empat. seperti menghadirkan gambar/rupa guru dalam ingatan ketika mulai suluk - sebagai perantara kepada Tuhan. beliau mengatakan perbuatan serupa itu sama saja dengan penyembahan berhala yang dilakukan oleh orang-orang musyrik. karena rupa guru yang dihadirkan dan berhala-berhala yang dibuat oleh manusia tidak memberikan manfaat dan mudharat kepada manusia. penolakan ahmad khatib terhadap praktek tarekat naqsyabandi di minangkabau di ungkapkan dalam buku yang berjudul "Izhar Zughal al-Kadzibin" yang artinya menjelaskan kekeliruan para pendusta. buku yang dikarang oleh ahmad khatib untuk menjawab pertanyaan muridnya haji abdullah ahmad di padang panjang. bukut tersebut telah sampai di minangkabau tahun 1906. kemudian ahmad khatib menulis beberapa buku lagi mengenai naqsyabandi, tetapi bukan lagi untuk menjawab pertanyaan, melainkan utuk menghadapi tantangan. buku "Izhar Zughal al-Kadzibin" telah memancing polemik diantara pembela tarekat. (Drs.Akhria Nazwar; Syekh Ahmad Khatib, Ilmuwan Islam Dalam Permulaan Abad Ini hal 20 -21)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar