Entri Populer
-
Plakat Panjang Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 07 Juli, undefined Label: imam bonjol, periode I, plakat panjang | 0 komentar Lalu...
-
Ustadz Armen Halim Naro Rahimahullah Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 07 Juli, undefined Label: periode VI, ustadz armen halim nar...
-
INILAH BUKTI KEBAIKAN PEMERINTAH SAUDI “WAHABI” UNTUK SANTRI,PESANTREN & KYAI NU INDONESIA, PALESTINA & MUSLIMIN DUNIA : Sambutan ya...
-
TUANKU HAJI MISKIN, PENABUR BENIH PEMBAHARUAN 3 Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 09 Juli, undefined Label: periode I, tuanku haji ...
-
Dua peristiwa yang menyebabkan tuanku nan renceh merubah sikapnya menajadi keras dan menebarkan "perang agama" adalah: 1. pengadu...
-
Jumat, September 30, 2011 PostHeaderIcon Banser bergabung dengan Katholik demo anti Radio Islam Jumat, September 30, 2011 | Diposkan oleh Ma...
-
Kategori Tauhid Prioritas Utama Kewajiban Memberikan Perhatian Kepada Aqidah Tidak Berarti Melalaikan Syariat Yang Lainnya Selasa, 18 Mei 20...
-
Kasus Tanah Fadak Seperti biasa, Syi’ah telah menciptakan kisah-kisah fiktif berdasarkan kekuatan imajinatif mereka yang keruh. Mereka cipt...
-
TUANKU HAJI MISKIN, PENABUR BENIH PEMBAHARUAN 1 Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 08 Juli, undefined Label: periode I, sejarah para...
-
PENGERTIAN SEJARAH Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 07 Juli, undefined Label: babad, hikayat, Pengertian sejarah, riwayat, tambo |...
Kamis, 03 November 2011
9. Sejarah Salaf di Minangkabau: Asal - Muasal Perang Paderi
Asal - Muasal Perang
Paderi Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 07 Juli, undefined Label: Asal ula perang paderi, periode I | 0 komentar Tuanku di Lintau di Luhak Tanah Datar pun kian lama kian luas kekuasaannya. senantiasa juga berhubung-hubungan juga mereka dengan Gerakan Agam. di seluruh nagari-nagari di Lintau, faham baru telah diterima orang. sejak dari kaum agama sampai kaum adat. Apatah lagi sejak dahulu kala nagari-nagari di Minangkabau sudah berdaulat sendiri. ada keluarga di Pagaruyung dan "empat balai" yaitu Suruaso, Sumanik, Sungai Tarab dan Padang Ganting. Cuma kaum-kaum keturunan raja-raja inilah yang senantiasa menghambat gerakan ini. atas anjuran Tuanku Lintau diadakanlah satu kali pertemuan dengan keluarga bangsawan itu. Dalam pertukaran fikiran ternyata kaum bangsawan tidak menunjukkan pendirian yang tegas, mulut mereka berputar- putar. mungkin karena mereka merasa bahwa merekalah yang berkuasa sebagai "sebagai pucuk bulat urat tunggang" adat. Melihat keadaan itu sangat murkalah Tuanku Lintau, sehingga bangsawan itu ditangkap dan dibunuhnya. yang bisa melepaskan diri ialah Raja Alam Muningsyah. Karena yang demikian, maka kaum bangsawan tidak dapat menahan hati lagi. sisa-sisa keturunan raja-raja yang masih tinggal lalu meminta bantu kompeni di padang. Maka saat inilah yang sangat di tunggu-tunggu oleh kompeni Belanda yang telah menerima kembali Bandar Padang dari Tangan Inggris. Ketika itulah Kompeni Belanda mendesak raja- raja dan pengulu-pengulu itu menyerahkan Minangkabau ke tangan Belanda. Anjuran itu terpaksa mereka terima. (Hamka: Ayahku hal 17)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar