Entri Populer
-
Plakat Panjang Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 07 Juli, undefined Label: imam bonjol, periode I, plakat panjang | 0 komentar Lalu...
-
Ustadz Armen Halim Naro Rahimahullah Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 07 Juli, undefined Label: periode VI, ustadz armen halim nar...
-
INILAH BUKTI KEBAIKAN PEMERINTAH SAUDI “WAHABI” UNTUK SANTRI,PESANTREN & KYAI NU INDONESIA, PALESTINA & MUSLIMIN DUNIA : Sambutan ya...
-
TUANKU HAJI MISKIN, PENABUR BENIH PEMBAHARUAN 3 Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 09 Juli, undefined Label: periode I, tuanku haji ...
-
Dua peristiwa yang menyebabkan tuanku nan renceh merubah sikapnya menajadi keras dan menebarkan "perang agama" adalah: 1. pengadu...
-
Jumat, September 30, 2011 PostHeaderIcon Banser bergabung dengan Katholik demo anti Radio Islam Jumat, September 30, 2011 | Diposkan oleh Ma...
-
Kategori Tauhid Prioritas Utama Kewajiban Memberikan Perhatian Kepada Aqidah Tidak Berarti Melalaikan Syariat Yang Lainnya Selasa, 18 Mei 20...
-
Kasus Tanah Fadak Seperti biasa, Syi’ah telah menciptakan kisah-kisah fiktif berdasarkan kekuatan imajinatif mereka yang keruh. Mereka cipt...
-
TUANKU HAJI MISKIN, PENABUR BENIH PEMBAHARUAN 1 Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 08 Juli, undefined Label: periode I, sejarah para...
-
PENGERTIAN SEJARAH Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 07 Juli, undefined Label: babad, hikayat, Pengertian sejarah, riwayat, tambo |...
Kamis, 03 November 2011
8. Sejarah Salaf di Minangkabau: Para Penentang
Para Penentang Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 07 Juli, undefined Label: para penentang, periode III | 0 komentar Dalam periode ini selain mendapat
tekanan dari pihak Belanda
dalam menjalankan dakwahnya,
juga mendapat mendapat
tantangan dari kaum adat. Salah
seorang penentang yang paling keras terhadap gerakan kaum
muda yaitu Datuk Sutan
Maharaja. Beliau ini terkenal
sebagai seorang yang membenci
islam, dan ayahnya ketika
menjadi laras pernah melarang orang berpuasa ramadhan. Iapun
merupakan turunan dari
keluarga yang sangat
menentang islam sebagai lanjutan
atau kebangkitan kembali
gerakan Paderi. Apalagi syaikh Ahmad Khatib memang
merupakan turunan seorang
hakim Paderi. Berkata datuk ini,”Awas, jangan
biarkan masa Paderi kembali. Kita
orang Minang Kabau harus
berjaga-jaga agar kemerdekaan
kita jangan hilang dengan tunduk
kepada orang-orang mekkah. Negeri indah Minang Kabau
dengan wanitanya yang cantik
memang merupakan surga
dibandingkan dengan negeri Arab
yang panas tandus dimana jenis
lemah dan memang kurang diberkati alam memang perlu
memakai cadar. Oleh sebab itu Datuk Maharaja
bekerja sama dengan kaum
bangsawan di Padang untuk
melawan kaum pembaharu, datuk
tersebut kehilangan alasan
perlawanannya dalam hal waris tadi. Faktor-faktor lain yang
turut memperlemah kedudukan
datuk. Pertama pada masa
paderi sebenarnya telah
terdapat kesepakatan antara
ulama dan kaum adat mengenai bukan saja tentang harta
warisan, tetapi juga tentang
kedudukan masing-masing dalam
masyarakat pada umumnya.
Kesepakatan yang diakui tidak
akan diubah sampai kiamat. (Deliar Noer. Gerakan Modern
Islam di Indonesia 1900-1942. Hal
236)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar