Entri Populer
-
Plakat Panjang Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 07 Juli, undefined Label: imam bonjol, periode I, plakat panjang | 0 komentar Lalu...
-
Ustadz Armen Halim Naro Rahimahullah Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 07 Juli, undefined Label: periode VI, ustadz armen halim nar...
-
INILAH BUKTI KEBAIKAN PEMERINTAH SAUDI “WAHABI” UNTUK SANTRI,PESANTREN & KYAI NU INDONESIA, PALESTINA & MUSLIMIN DUNIA : Sambutan ya...
-
TUANKU HAJI MISKIN, PENABUR BENIH PEMBAHARUAN 3 Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 09 Juli, undefined Label: periode I, tuanku haji ...
-
Dua peristiwa yang menyebabkan tuanku nan renceh merubah sikapnya menajadi keras dan menebarkan "perang agama" adalah: 1. pengadu...
-
Jumat, September 30, 2011 PostHeaderIcon Banser bergabung dengan Katholik demo anti Radio Islam Jumat, September 30, 2011 | Diposkan oleh Ma...
-
Kategori Tauhid Prioritas Utama Kewajiban Memberikan Perhatian Kepada Aqidah Tidak Berarti Melalaikan Syariat Yang Lainnya Selasa, 18 Mei 20...
-
Kasus Tanah Fadak Seperti biasa, Syi’ah telah menciptakan kisah-kisah fiktif berdasarkan kekuatan imajinatif mereka yang keruh. Mereka cipt...
-
TUANKU HAJI MISKIN, PENABUR BENIH PEMBAHARUAN 1 Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 08 Juli, undefined Label: periode I, sejarah para...
-
PENGERTIAN SEJARAH Diposkan oleh Sejarah Salaf Minangkabau on 07 Juli, undefined Label: babad, hikayat, Pengertian sejarah, riwayat, tambo |...
Rabu, 12 Oktober 2011
Skandal Seks Manaf an-Naji, Orang Utama dan Wakil Imam Syi`ah tertinggi
Skandal Seks Manaf
an-Naji, Orang
Utama dan Wakil
Imam Syi`ah
tertinggi Dibaca 3,690 kali, Hari
ini 57 kali HAUZAH SYIAH DIGUNCANG SKANDAL
SEKS Allah hendak
menghinakan agama
Syi’ah pada hari-hari
belakangan ini dengan
seburuk-buruk
kehinaan. Jalan-jalan Raya di Irak
bergoncang, manusia
berbondong-bondong
keluar di jalanan untuk
menutut balas dendam.
Orang utama dan wakil dari Imam Syi’ah
tertinggi; al-Sistani[1], yang bernama Manaf
an-Naji, kehilangan
telephone genggamnya
yang kemudian
diketahui ternyata
pesawat telephone tersebut berisi
rekaman-rekaman
video mesum miliknya
bersama sejumlah siswi
di hauzah[2], di mana semua siswi tersebut
sebagian besar telah
bersuami. Terbongkar
sudah, bahwa orang
fasik ini begitu piawai
dalam mengabadikan “detik-detik dosa yang
mendebarkan” bersama
mereka yang mencapai
lebih dari enam puluh
rekaman. Hal ini
tersebar dengan cepat di tengah masyarakat
melalui sms dan
bluetooth, begitu pula
melalui internet dan
youtube. Belakangan terbukti di
tengah masyarakat
Irak, bahwa sangat
sulit bagi al-Sistani
untuk menyerahkan
orang fasik ini, sebab ia memiliki rahasia
keluarga al-Sistani.
Menjadi jelas bahwa
Manaf al-Naji termasuk
orang yang suka
bertukar-tukar istri, di mana ia senantiasa
bertukar istri dengan
Muhammad Ridha al-
Sistani –putra dari Ali
al-Sistani–. Mereka
melakukan kebejadan moral ini dengan
meyakini bahwa
mereka bisa
mempercepat
keluarnya al-Mahdi
yang ditunggu-tunggu, sebab ia tidak akan
keluar kecuali setelah
menyebarnya
kerusakan. Tidak
heran, jika siswa dan
siswi lembaga pendidikan mereka
meyakini bahwa
mereka harus menjadi
penyebab segera
keluarnya al-Mahdi
dengan cara-cara mereka yang rusak dan
menyimpang yang
mengharuskan
tersebarnya kerusakan
di muka bumi dengan
cara melakukan semua yang diharamkan,
berupa perzinaan,
minum-minuman keras
dan homoseksual, serta
saling menukar istri.
Dan yang terakhir ini terbilang sebagai cara
mereka yang paling
menjijikkan berkat
bujukan jiwa mereka
yang sakit. Tampaknya, siswa dan
siswi dari Indonesia
yang pergi untuk
mendalami agama
Syi’ah bisa saja ikut-
ikutan memberikan andil yang signifikan
untuk mempercepat
keluarnya al-Mahdi al-
Muntazhar. Maka kami
sampaikan “selamat”
kepada para wali mereka atas
keikutsertaan mereka
dalam perbuatan nista
yang dianggap –oleh
sebagian mereka- akan
meninggikan “martabat” manusia
ini!!! Kami mengisyaratkan
kepada masalah
penting yang dibongkar
belakangan ini oleh
salah satu orang
terdekat Manaf al-Naji yang kabur tersebut,
bahwa Manaf yang
dikenal sangat tergila-
gila dalam
mengabadikan
petualangan seksualnya itu juga
memiliki berbagai
rekaman video
sebagian istri para
wakil al-Sistani yang
gemar bertukar-tukar istri, ditambah dengan
rekaman video yang ia
ambil saat melakukan
perzinaan dengan istri
Muhammad Ridho al-
Sistani, putra tertua Ali al-Sistani sekaligus
pimpinan urusan
marja’iyahnya. Satu
hal yang
mengakibatkan krisis
besar dan hakikat terbesar dari krisis dan
skandal memalukan
yang menjadikan al-
Sistani
menggelontorkan
milyaran dolar guna membungkam dan
mengaburkan kasus ini. Manaf al-Naji yang
memiliki banyak
rekaman video yang
membuat malu al-
Sistani dan
keluarganya, bisa jadi tidak segan-segan
untuk segera
menyebarkan semua
rekaman itu jika al-
Sistani
meninggalkannya atau ketika merasa putus
asa. Terlebih lagi ia
tidak akan rugi
melebihi kerugiannya
yang pertama yang
menjadikan al-Sistani berada di antara dua
palu kehinaan yang
akan menghabisinya,
serta di antara dua
ancaman dengan hal
memalukan terbesar yang membuat
masyarakat merasa
tertipu dengan
kemuliaannya, akan
memberontak dengan
ganas kepadanya setelah rakyat merasa
yakin bahwa mereka
benar-benar tertipu
oleh para lelaki
bersorban yang telah
merampas harta mereka dengan
sebutan al-Khumus
(seperlima harta) dan
merusak kehormatan
mereka atas nama
mut’ah. Sekarang ini telah terbukti pada
kebanyakan orang –
segala puji bagi Allah–
setelah peristiwa
menjijikkan ini bahwa
agama mereka sejatinya dibangun di
atas seks, mut’ah dan
perampasan harta.
Allah telah
menghinakan mereka
dengan sehina-hinanya setelah mereka lancang
menodai kehormatan
Nabi dengan menuduh
ibunda kaum mukminin,
Aisyah s, dengan
perbuatan tidak senonoh secara dusta
dan mengada-ada,
maka Allah
menghinakan
kehormatan mereka
dengan sebenar- benarnya. Bahkan,
termasuk pembalasan
Allah terhadap mereka
demi membela Aisyah s
yang suci adalah
dengan menghinakan syi’ah yang
berkelanjutan hingga
hari kiamat, dengan
nama mut’ah,
sementara mereka
tidak merasa. Surat kabar Al-Ayyam
pada edisi 7747, hari
Sabtu 26 Juni 2010
mengangkat sebuah
laporan tentang
kebejadan ini. Sumber itu menyebutkan
bahwa beberapa
alamat situs di Irak
tengah melayangkan
protes keras kepada
rujukan utama Syi’ah di Irak setelah
tindakan amoral itu
melanda Manaf al-Naji,
wakil rujukan tertinggi
Syi’ah, Ali al-Sistani.
Hal mana memicu amarah hebat di
jalanan Irak. Alamat-
alamat situs itu
mengatakan bahwa al-
Naji memanfaatkan
situs agamisnya untuk menyesatkan, membuat
miskin dan bodoh para
korban untuk menjebak
mereka dalam jaringan
kotornya. Sumber itu
menyebutkan bahwa al-Naji terbiasa
melakukan perzinaan
dengan wanita-wanita
yang bersuami dan
memiliki anak-anak. Di
antaranya adalah penanggung jawab
sekolah wanita milik al-
Sistani, yang semakin
menambah kericuhan
keluarga besar di
antara mereka sendiri, juga pembunuhan dan
penyembelihan
sebagian wanita
bersuami yang
kedapatan ikut
“bermain” dengan al- Naji. Bahkan keluarga
salah satu wanita yang
gambar mesumnya
diambil oleh al-Naji
keluar untuk
membunuhnya. Sumber-sumber
menyatakan bahwa
orang-orang yang
taklid kepada al-Sistani
berkumpul di depan
rumah Manaf al-Naji yang telah melarikan
diri setelah peristiwa
memalukan itu, mereka
menuntutnya juga
keluarga besar al-Naji
untuk mengembalikan harta al-Khumus dan
zakat yang biasa
mereka bayarkan
kepadanya, jika tidak
maka mereka akan
membawa kasus tersebut ke
pengadilan, juga kasus
kantor al-Sistani!
Sumber menyebutkan
bahwa utusan dari
aparat pemda setempat telah
mendatangi kantor al-
Sistani untuk meminta
agar menyerahkan al-
Naji ke meja hijau. Jika
tidak, maka mereka akan melakukan
tindakan-tindakan
yang seharusnya. Sumber menyatakan
bahwa Syaikh Ahmad
al-Anshari, wakil Sayyid
al-Sistani yang memiliki
hubungan baik dengan
kebanyakan pimpinan keluarga besar, telah
melakukan peran untuk
rekonsiliasi dan
menutupi kebejadan
yang dilakukan oleh
sahabatnya dan semisalnya dalam
kantor al-Sistani, yakni
Sayyid al-Naji. Pemilik apotik di
Propinsi al-Imarah
mengatakan bahwa
kasus memalukan
tangan kanan al-
Sistani membuat saya menemukan jawaban-
jawaban atas banyak
pertanyaan yang
mengganggu pikiran
saya selama ini
tentang perilaku orang ini, yang dulunya
sangat saya sucikan
dan muliakan. Manaf
al-Naji setiap harinya
membeli obat-obatan
yang bisa menguatkan libidonya, ditambah
dengan beberapa pil
memabukkan. Ketika
kami tanyakan hal itu,
ia mengatakan bahwa
obat-obatan itu akan diberikan kepada
sebagian keluarga fakir
yang tidak punya uang
untuk membelinya.
Tetapi setelah kejadian
ini terungkaplah bahwa Manaf al-Naji termasuk
yang suka melakukan
perbuatan mesum
dengan para wanita
yang datang untuk
belajar, atau datang untuk menerima gaji
bulanan bagi para
fakir, dan kesempatan
itulah ia campurkan
zat adiktif [ramuan
memabukkan] pada minuman sirup yang ia
suguhkan pada mereka
ketika berada di
rumahnya untuk
belajar. Kita alihkan perhatian
sebentar, bahwa al-
Sistani sendiri
merupakan anak hasil
mut’ah, dan tentu
saja musibahnya lebih besar, karena ia tidak
mengetahui siapa
bapaknya. Kisah
hidupnya sudah
popular. Berdasarkan
biografinya yang tersebar dalam dunia
maya bahwa ia
dilahirkan di kota
Masyhad Iran, ibunya
sangat sering
melakukan mut’ah untuk mendekatkan
diri kepada Allah
berdasarkan akidah
mereka yang
menyimpang. Setelah
melahirkan putranya, al-Sistani, ibunya
kebingungan, dari
siapakah benih hasil
mut’ah itu ia
nasabkan. Maka ia
memutuskan untuk pergi ke Hauzah
(semacam pesantren)
di kota Qum yang
disucikan untuk
meminta fatwa. Maka
mufti besar yang menjadi rujukan utama,
Sayyid Husain al-
Thabathaba’i
memberikan fatwa
untuk mengundi nama-
nama pria yang telah melakukan mut’ah
dengannya. Setelah
diundi, keluarlah nama
Sayyid Muhammad
Baqir untuk menjadi
ayah al-Sistani di hadapan manusia. Itu
terjadi pada tahun
1930. Demikianlah
seorang rujukan utama
Syi’ah yang
merupakan anak hasil undian. Seiring dengan
pergantian waktu, ia
menjadi referensi
utama. Sekedar
diketahui, seperti
halnya al-Khomaeni, ia belum pernah sekalipun
pergi melaksanakan
haji. Sebagaimana ia
juga tidak bisa
berbahasa Arab,
sehingga tidak dikenal rekaman
suaranya –meski hanya
sekali- yang
menggunakan bahasa
Arab atau membaca al-
Qur`an. Umumnya masyarakat Syi’ah
tidak memiliki rekaman
darinya walau hanya
satu yang berisi
pelajaran atau
nasehat. Sebaliknya, ia hanyalah sosok
“misterius” yang
tersembunyi dari
penglihatan manusia
sejak lama. Sosok seperti ini yang
mereka pilihkan bapak
baginya melalui undian.
Tidaklah mengherankan
jika kemudian
membolehkan seorang suami melakukan
sodomi terhadap
istrinya. Tidak pula
mengherankan ketika
ia berfatwa
memperbolehkan mut’ah dengan
pelayan [pembantu
rumah tangga] dari
Indonesia sekalipun
tanpa restu
keluarganya. Fatwa- fatwa ini disebutkan
dan tersebar dalam
internet Syi’ah, dan
menjadi konsumsi
masyarakat awam
Syi’ah di manapun berada. Jika seperti ini
keadaan ibu al-Sistani,
maka bagaimana ia
akan mengupayakan
agar kaum wanita
menjadi orang-orang suci? Apakah sosok
seperti Manaf al-Naji
yang “gila” untuk
melakukan mut’ah
dengan para wanita
bersuami atau siswi- siswi di hauzah, akan
menjadi permisalan
dalam kemuliaan dan
kesucian diri? Sesungguhnya tindak
asusila yang
mengguncang hauzah
adalah juga tindak
asusila yang
mengguncang Vatikan, sekalipun berbeda
dalam detilnya, akan
tetapi hati mereka
saling menyerupai.
Sekedar untuk
diketahui bahwa sejumlah tokoh dan
syaikh sebagian kabilah
menyatakan dengan
terus terang
kepindahan mereka
kepada madzhab sunni dan meninggalkan
madzhab syi’ah
setelah peristiwa keji
yang dilakukan oleh
Manaf al-Naji yang
telah mengguncang jalanan Irak. Syaikh
Bani Malik mengatakan,
“Kami adalah keluarga
besar Arab tulen yang
berpindah dari Jazirah
Arabiah ke Irak, dan ia adalah kabilah sunni
yang murni, akan
tetapi mengingat
bersambungnya wilayah
Irak selatan dengan
Iran, maka kabilah itu berubah menjadi
Syi’ah. Inilah kami
telah memperbaiki
kesalahan dan kembali
kepada madzhab ahlus
sunnah.” Kami, majalah Qiblati,
menawarkan bantuan
besar kepada “anak
undian” Sayyid al-
Sistani, kami usulkan
kepadanya untuk keluar dari skandal
memalukan ini dengan
cara keluar di hadapan
manusia untuk
menyampaikan kepada
mereka bahwa ia telah bertemu al-Mahdi al-
Muntadzar yang
merasa berbahagia
dengan mut’ah [zina]
yang dilakukan oleh
Manaf al-Naji dengan para wanita Syi’ah,
dan bahwa ia telah
menjadikan kedudukan
bagi setiap suami yang
istri mereka dicabuli
oleh Manaf al-Naji, yakni dengan
menjadikan mereka
bersama al-Husain di
sorga. Maka siapa yang
menginginkan untuk
berkumpul dengan al- Husain di sorga, silakan
menyerahkan istrinya
untuk dinikmati oleh
para “pemakai
surban”. Begitulah, gugurnya
agama Syi’ah secara
cepat, terkuak
hakikatnya bagi
mereka yang berakal.
Adapun orang-orang yang akalnya tumpul
yang ikut merasakan
manfaat dari harta
pemberian, maka bagi
mereka agama Syi’ah
tidak jatuh, karena agama mereka adalah
harta (khumus) dan
seks (mut’ah). Semoga Allah
meridhaimu wahai
ibunda Aisyah
Rodiallohu `anha ,
semoga Allah meridhai
engkau, yang mana Allah membalas dendam
kepada mereka
untukmu di dunia
sebelum kelak di
akhirat. Maka Allah
menjadikan kehormatan Syi’ah terjerembab di
setiap saat hingga hari
kiamat dengan apa
yang mereka halalkan
untuk diri mereka
sendiri dengan nama mut’ah. Ini sebagai
kemuliaan bagimu
wahai ibunda kaum
mukminin. Cinta macam
apakah dari Allah
untukmu wahai wanita terpandai di jagat raya
ini?! Demi Allah sekiranya
dunia seisinya
berkumpul
membalaskan dendam
untukmu, tentu tidak
sanggup menyamai balas dendam Allah.
Sungguh, ini merupakan
keadilan Allah dan
timbangan-Nya yang
tidak akan salah dan
keliru. Semoga Allah meridhaimu wahai
ibunda Aisyah
Rodiallohu `anha . (FZ)* [1] Ali Sistani adalah marja’ (rujukan) syiah
terbesar hari ini
setelah meninggalnya
al-Khu`i tahun 1413 H.
Dia adalah orang Persia
Iran yang bermukim di Negeri Arab, Najaf Irak.
Asli Persia, tidak bisa
berbahasa Arab. Dia
terkenal dengan
seruannya kepada
Amerika untuk menjajah Irak, dan
terkenal dengan
fatwanya bahwa orang
syiah harus membuka
jalan selebar-lebarnya
untuk pasukan AS dalam menyerang dan
memasuki Irak. Dia
yang bertanggung
jawab terhadap
pembunuhan dan
pembantaian ahlussunnah di Irak
yang dilakukan oleh
milisi-milisi Syiah yang
loyal kepada Iran. Dia
mendiamkan dan
meridhai kitab-kitab syiah yang
mengkafirkan Abu
Bakar, Umar, Usman,
Aisyah dan Hafshah
dan menvonis mereka
sebagai ahli neraka Jahannam, lebih najis
daripada anjing dan
babi. Dia berfatwa: tidak
boleh memberi zakat
kepada fakir miskin
ahlussunnah, tidak sah
shalat orang syiah di masjid ahlussunnah. Yang tidak beriman
dengan imamah syiah
kafir di dunia kekal di
neraka Jahannam,
shalat di Masjid Ali
lebih afdhal daripada shalat di Masjid Nabawi.
Dia juga yang berfatwa
dengan ratusan fatwa
tentang seks yang
memalukan setiap
muslim, karena kotor dan jijiknya serta
jauhnya dari Islam. (AH) http://
www.youtube.com/
watch?
v=QOqGz4kzaQE. [2] Hauzah, istilah untuk semacam
perguruan agama, di
Indonesia atau
kalangan sunni dikenal
dengan ma’had atau
pesantren. Sumber: Majalah
Qiblati edisi 11
Tahun V
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar